Faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya
A. Faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Secara umum, sebab terjadinya suatu perubahan dalam masyarakat adalah
karena adanya sesuatu yang dianggap sudah tidak memuaskan lagi. Mungkin
saja karena ada factor baru yang lebih memuaskan masyarakat sebagai
pengganti factor yang lama. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa
sebab-sebab tersebutmungkin bersumber pada masysarakat itu sendiri dan
ada yang letaknya diluar (faktor intern). Sebab-sebab itu antara lain
adalah:
- Bertambah atau berkurangnya penduduk.
Pertambahan penduduk yang terjadi sangat cepatmenyebabkan terjadinya
perubahan dalam struktur masyarakat, terutama pada lembaga
kemasyarakatnya. Misal, orang lantas mengenal hak milik individual atas
tanah, sewa tanah, bagi hasil dan lain sebagainya yang sebelumnya belum
dikenal.
Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan karena perpindahan penduduk
dari kota ke desa atau transmigrasi. Perpindahan penduduk mengakibatkan
kekosongan, misalnya dalam bidang pembagian kerja yang mempengaruhi
lembaga-lembaga kemasyarakatan. perpindahan penduduk telah berlangsung
selama ratusan ribu lamanya didunia ini.
- Penemuan-penemuan Baru.
Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam
waktu yang tidak terlalu lama, adalah inovasi. Proses tersebut meliputi
suat penemuan baru, jalannya unsur-unsur kebudayaan baru yang tersebar
ke lain-lain bagian masyarakat, dan cara-cara unsur kebudayaan baru tadi
diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang
bersangkutan. Penenemuan baru sebagai akibat terjadinya
perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pngertian dari discovery dan
invention.
Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa
alasan atau gagasan yang diciptakan oleh seorang individu. Discovery
baru berubah menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui,
menerima dan menerapkan penemuan baru itu.
Apabila ditelaah lebih lanjut lagi tentang penemuan baru, terlihat
ada beberapa faktor pendorong yang dipunyai masyarakat, antara lain
adalah:
a) Kesadaran individu-individu akan kekurangan dalam kebudayaannya.
b) Kualitas ahli-ahli dalam suatu kebudayaan.
c) Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.
Didalam setiap masyarakat tentu ada individu yang sadar akan adanya
kekeurangan dalam kebudayaan masyarakatnya. Sebagian orang menerima
kekurangan-kekurangan tersebut sebagai hal yang diterima begitu saja.
Sebagian orang yang tidak puas dengan keadaan akan tetapi tidak mampu
memperbaiki keadaan tersebut. Mereka inilah yang kemudian menjaci
pencipta-pencipta baru tersebut.
- Pertentangan Masyarakat
Pertentangan-pertentangan mungkin terjadi antara individu-kelompok,
kelompok-kelompok. Pada umumnya masyarakat tradisional di Indonesia
bersifat kolektif. Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan
masyarakat. Kepentingan individu walaupun diakui tapi mempunyai
fnganungsi sosial. Banyak timbul pertentangan antara kepentinga individu
denga kelompoknya, yang dalam hal-hal tertentu dapat menimbulkan
perubahan-perubahan.
Pertentangan antar kelompok mungkin terjadi pada generasi muda dengan
generasi tua. Pertentangan-pertentangan demekian itu kerap terjadi,
apalagi pada masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional
menuju ketahap modern. Generasi muda yang belum terbentuk
kepribadiaannya lebih mudah menerima unsur-unsur kebudayan asing atau
barat yang dalam beberapa hal mempunyai taraf yang lebih tinggi. Keadaan
demikian dapat menimbulkan perubahan-perubahan dalam masyarakat.
Misalnya, pergaulan bebas antara wanita dengan laki-laki, cara
berpakaian, atau derajat wanita yang kian sama di dalam masyarakat dan
lain-lain.
- Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi.
Revolusi yang terjadi di Rusia pada 1917 telah menyulut terjadinya
perubahan-perubahan besar bagi negra rusia yang dulu adalah kerajaan
berubah menjadi dictator proletariat yang dilandaskan pada doktrin
marxis. Segenap lembaga kemasyarakatan , mulai dari bentuk egara sampai
keulrga mengalami perubahan yang mendasar.
Suatu perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber pada
sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri (factor
ekstern) antara lain:
- Sebab-sebab yang berasal dari alam.
Terjadinya gempa bumi, banjir, tanah longsor dan lain-lain mungkin
menyebabkan masyarakamasyarakat terpaksa harus meninggalkan tempat
tinggalnya. Misal, pada waktu dulu masyarakat dulu berburu kini
berpindah ke pertanian.
Sebab yang bersumber pada lingkungan alam, kadang-kadang disebabkan
oleh tindakan manusia itu sendiri. Misalnya penggunaan tanah yang
sembrono tanpa memperhitungkan kelestarian humus tanah, penebanagan
hutan yang liar dapat menyebabkan banjir.
Perang dengan negara lain dapat menimbulkan perubahan, karena negara
yang menang akan memaksakan kebudayaannya kepada negara yang kalah.
- Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain.
Apabila sebab-sebab bersumber pada masyarakat lain, maka mungkin
kebudayaan lain melancarkan pengaruhnya. Hubungan secara fisik antara
dua masyarakat mempunyai kecerendungan untuk menimbulkan hubungan
timbal-balik, artinya masing-masing masyarakat mempengaruhi masyarakat
lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain itu.
Apabila salah satu kebudayaan yang bertemu mempunyai taraf teknologi
yang lebih tinggi maka yang terjadi adalah proses imitasi yaitu peniruan
terhadap budaya lain. Mula-mula unsur-unsur tersebut ditambahkan
kebudaya asli namun lanbat laun kebudayaan asli diubah dengan kebudayaan
asing tersebut.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sosial
Perubahan sosial budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi itu terdiri dari faktor pendorong dan
penghambat yang dapat berasal dari dalam maupun luar masyarakat. Berikut
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial dan budaya
dalam masyarakat.
- Faktor-Faktor yang Mendorong Perubahan Sosial dan Budaya
- Kontak Dengan Kebudayaan Lain
Perubahan sosial dan budaya akan berjalan dengan cepat apabila
masyarakat sering melakukan kontak dengan kebudayaan lain. Salah satu
proses yang mempercepat kontak dengan kebudayaan lain adalah proses
difusi. Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan baru yang telah
diterima oleh masyarakat dapat diteruskan dan disebarkan pada masyarakat
luas sampai semua masyarakat dapat menikmati kegunaannya. Selain
difusi, proses yang mempercepat kontak sosial juga dapat terjadi karena
akulturasi, namun akulturasi bersifat
continue dan memerlukan hubungan dekat.
- Sistem Pendidikan Formal Yang Lebih Maju
Pendidikan formal sangat penting, karena dengan pendidikan formal
masyarakat akan mendapatkan nilai-nilai tertentu untuk menerima hal-hal
baru dan berpikir lebih rasional dan ilmiah serta cara pandang terhadap
masalah yang lebih obyektif.
- Toleransi
Masyarakat yang memiliki sikap toleransi cenderung akan mudah
menerima hal-hal yang baru, sehingga proses perubahan sosial budaya akan
berjalan lebih cepat karena masyarakat sangat toleran dengan perilaku
menyimpang. Dalam hal ini dapat berupa penyimpangan positif maupun
negatif.
Contoh: dahulu pekerjaan sopir hanya dilakukan oleh seorang
laki-laki, namun sekarang ini masyarakat tidak merasa risih apabila
perempuan bekerja sebagai sopir.
- Sistem Stratifikasi Terbuka
Dengan sistem stratifikasi terbuka maka hal itu akan memberikan
kesempatan adanya gerak sosial vertikal dan peluang yang luas bagi
individu untuk meningkatkan diri untuk maju dan berusaha menaikkan
status sosial dalam masyarakat.
Contoh: seorang anak yangt terlahir dari keluarga petani miskin,
dengan kemampuan secara akademis anak itu mendapatkan pekerjaan yang
bagus. Dengan begitu anak itu mampu menaikan status sosial dirinya dan
keluarganya.
- Penduduk yang Heterogen
Dalam masyarakat heterogen yang memiliki latar kebudayaan, ras dan
ideologi yang berbeda akan mudah dan sering terjadi pertentangan yang
akan memicu terjadinya perubahan tersebut.
Contoh: masyarakat di perkotaan, di dalamnya terdapat masyarakat yang
berbeda-beda kebudayaan. Misalnya: Suku Batak, Jawa, Bugis, dsb. Dengan
keadaan itu masyarakat sering berinteraksi dan memungkinkan terjadi
perubahan.
- Ketidakpuasan Masyarakat Terhadap Berbagai Bidang Kehidupan
Ketidakpuasan ini, baik dalam sistem kemasyarakatan, ekonomi dan
keamanan akan mendorong masyarakat melakukan perubahan sistem yang ada
dengan cara menciptakan sistem baru agar sesuai dengan kebutuhan.
Contoh: masyarakat tidak puas dengan kebijakan ekonomi dari
pemerintah, kemudian masyarakat menyampaikan aspirasi terhadap
pemerintah melalui DPR.
- Orientasi Masa Depan
Seseorang dalam masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa masa yang
akan datang berbeda dengan masa sekarang sehingga masyarakat berusaha
menyesuaikan diri baik yang sesuai keinginannya. Untuk itu masyarakat
umumnya berusaha melakukan perubahan-perubahan agar dapat menerima masa
depan.
Contoh: sekarang ini masyarakat harus berusaha memperbaiki keadaan ekonomi karena untuk menghadapi krisis global.
- Sikap Menghargai Hasil Karya Seseorang dan Keinginan Untuk Maju
Sikap menghargaai hasil karya seseorang akan menjadi motivasi untuk menjadi pribaadi yang lebih baik.
Contoh: hadiah nobel misalnya akan mendorong seseorang untuk menciptakan pemikiran dan penemuan-penemuan baru.
- Pandangan dan Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berusaha Untuk Memperbaiki Dirinya
Dalam masyarakat terdapat ajaran agama bahwa Tuhan tidak akan merubah
nasib seseorang apabila seseorang tersebut tidak mau berusaha.
Contoh: seseorang ingin mendapatkan pekerjaan yang bagus maka harus berusaha dengan cara belajar keras dan pantang menyerah.
- Faktor-Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya
- Kurangnya Hubungan Dengan Masyarakat Lain
Masyarakat yang sedikit berhubungan dengan masyarakat lain akan sulit
mengalami perubahan, karena perubahan akan terjadi apabila dalam suatu
masyarakat terjadi kontak sosial. Biasanya masyarakat yang kurang
berhubungan dengan masyarakat lain adalah masyarakat yang hidup terasing
atau terpencil.
Contoh: masyarakat suku pedalaman akan sulit mengetahui
perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain karena
kurang dan sulit berkomunikasi.
- Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yang Terlambat
Hal tersebut dapat terjadi karena masyarakat itu terasing atau
sengaja mengasingkan diri, atau misalnya pernah dijajah bangsa lain
sehingga mendapatkan pembatasan.
Contoh: masyarakat kelas bawah sulit mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga pemikirannya kurang terbuka.
- Sikap Masyarakat yang Sangat Tradisional
Sikap ini terdapat pada masyarakat yang masih mengagung-agungkan
tradisi lama dan beranggapan bahwa tradisi tidak dapat dirubah. Hal itu
sangat menghambat perubahan.
Contoh: di zaman modern ini masih banyak masyarakat yang mengkaitkan
keadaan alam dengan hal-hal yang irasional, walaupun sebenarnya fenomena
alam itu dijelaskan secara ilmiah.
- Rasa Takut Akan Terjadinya Kegoyahan Pada Integritas Kebudayaan.
Integrasi sosial mempunyai derajat yang berbeda. Unsur-unsur luar
dikhawatirkan akan menggoyahkan integrasi sosial dan menyebabkan
perubahan-perubahan pada aspek tertentu dalam masyarakat.
- Adanya Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanam Dengan Kuat (Vested Interest)
Dalam suatu masyarakat selalu terdapat kelompok-kelompok yang
menempati kedudukan tertentu. Biasanya dari kedudukan mereka mendapatkan
keuntungan-keuntungan tertentu dan hak-hak istimewa.
- Hambatan-Hambatan Yang Bersifat Ideologis
Masyarakat sering beranggapan bahwa pandangan hidup yang telah
tertanam lama dan telah menjadi ideologi dapat terancam oleh setiap
usaha perubahan unsur-unsur kabudayaan.
Contoh: masyarakat Minang menganut matrialisme, maka masyarakat akan sulit menerima ideologi baru bahwa derajatnya lebih tinggi.
- Prasangka Terhadap Hal-Hal Baru Atau Asing (Sikap Tertutup)
Sikap ini umumnya terjadi pada masyarakat yang pernah dijajah oleh
bangsa lain. Mereka menjadi curiga terhadap hal-hal yang berasal dari
luar, karena pengalaman pahit sebagai bangsa terjajah.
Contoh: sebagian masyarakat masih mempunyai anggapan bahwa munculnyya
internet adalah salah satu bentuk penjajahan bangsa barat melalui media
elektronik.
- Adat Istiadat (Kebiasaan)
Adat atau kebiasaan merupakan pola perilaku anggota masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan pokoknya. Jika pola-pola perilaku tidak lagi efektif
memenuhi kebutuhan pokok, maka akan muncul krisis adat atau kebiasaan
dan akan sulit diubah.
Contoh: seorang ibu yang hidup dalam masyarakat desa telah terbiasa
menumbuk padi secara manual, walaupun sekarang telah ada alat yang lebih
efisien namun kebanyakan masyarakat enggan menggunakannya.
https://ittemputih.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar